Makalah 1 Tanggal mulai : 24 Oktober 2010
MK.Pengantar Biokimia Gizi Tanggal selesai : 13 Desember 2010
PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM
Oleh:
Kelompok 5b
Anggota Kelompok
Kadek Dwi Prayoga A. I14090035
Soni Fauzi I14090071
Nisa Sinti Atikah I14090115
Evi Astuti Widya S I14090119
Siti Suryani I14090123
Wa Nurmi I14090124
Asisten Praktikum
Ika Meilaty
Tunggul Waloya
Koordinator Mata Kuliah
Dr.Rimbawan
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupaan protein salah satu bio-makromolekul yang memegang peranan penting, proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Setiap sel dalam tubuh kita mengandung protein, termasuk kulit, tulang, otot, kuku, rambut, air liur, darah, hormon, dan enzim. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar kedua setelah air. Hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dan pengatur. Selain itu protein jugamerupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Oleh karena itu, perlu disusun makalah tentang protein ini agar kita lebih megetahui tentang reaksi yang terjadi antara protein dengan garam.
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang reaksi yang terjadi pada protein, saat mengendapnya protein oleh garam anorganik.
TINJAUAN PUSTAKA
Protein
Kata protein berasal dari kata yunani ‘protos atau proteos’ yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh.
Struktur Protein :
(Poedjiadi,1994)
Klasifikasi Protein
Berdasarkan kelarutannya :
a. Protein fibrosa : tidak larut dalam pelarut biasa namun larut dalam asam dan basa.
b. Protein globular : larut dalam air, larutan asam, basa, bahkan garam.
Berdasarkan komplekan strukturnya :
a. Protein sederhana : hidrolisisnya menghasilkan asam amino. contoh : albumin, globular.
b. Protein konjugasi : memilik gugus bukan protein yaitu gugus prostetik. contoh : neuro protein, kromoprotein. (Sumardjo 1998)
Kelarutan protein
Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting out. Kebalikannya salting in melarutnya protein dalam suatu zat dengan penambahan garam. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Winarno, 2002)
Pengendapan protein oleh garam
Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amoniumsulfat ((NH4)2SO4) hingga jenuh (Poedjiadi, 1994). Setelah larutan albumin dijenuhkan dengan (NH4)2SO4, uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan larut membentuk butiran). Kemudian butiran direaksikan dengan pereaksi milon, dan bereaksi positif dengan ditandai endapan berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga menunjukkan hasil poisitif yang ditandai larutan berwarna ungu violet. (Poedjiadi, 1994).
Apabila kadalam larutan protein ditambahkan larutan garam-garam anorganik dengan konsentrasi tinggi, maka kelarutan protein akan berkurang sehingga membentuk endapan. Proses ini terjadi karena adanya kompetisi antara molekul protein dengan ion anorganik dalam mengikat air (hidrasi). (Sumardjo 1998)
Fungsi Pereaksi Millon dan Pereaksi Biuret
Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin, sedangkan pengujian filtrat dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pembuatan makalah penengdapan protein oleh garam ini dikerjakan pada hari Selasa, 7 Desember 2010 di koridor Gedung Kuliah A pada pukul 10.00 hingga 14.00
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pembuatan makalah “Pengendapan Protein oleh Garam” ini adalah sebagai berikut :
Dipilih subtema dari tema protein yang ditentukan oleh asisten praktikum
Dilakukan pembagian tugas
Dicari bahan literatur untuk menyusun makalah di buku dan internet
Dikumpulkan bahan yang telah dicari kemudian didiskusikan
Mulai disusun makalah “Pengendapan Protein oleh Garam”
Bagan 1. Pembuatan makalah “pengendapan Protein oleh Garam”
PEMBAHASAN
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Pembuatan makalah pengendapan protein oleh garam ini mengacu pada hasil percobaan uji pengendapan oleh garam yang dilakukan saat praktikum biokimia. Alat yang digunakan untuk melakukan uji ini adalah tabung reaksi, kertas saring, pipet tetes, sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan protein (albumin telur 2%), kristal (NH4)2SO4, pereaksi millon dan pereaksi biuret. Hal pertama yag dilakukan adalah mencampurkan larutan protein dengan Kristal garam anorganik (NH4)2SO4. Kemudian diamati endapan yang terbentuk. Setelah terdapat endapan, disaring dengan kertas saring. Kemudian endapan diuji dengan pereaksi millon dan filtrat diuji dengan pereaksi biuret.
Larutan protein yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan albumin. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur. Garam anorganik yang digunakan dalam percobaan ini adalah ammonium sulfat. Hal ini terjadi karena ammonium sulfat memiliki tingkat kelarutan yang lebih tinggi daripada protein. Sehingga pada saat penambahan ammonium sulfat, ammounium sulfat akan melarut dalam air atau pelarutnya dan mendesak protein keluar, kembali dalam bentuk solidnya, sehingga terbentuklah protein yang terendapkan. (Poedjiadi 1994).
Gambar 1. Pengendapan protein oleh ammonium sulfat (Poedjiadi, 1994)
Setelah larutan albumin dijenuhkan dengan (NH4)2SO4, uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan larut membentuk butiran). Kemudian butiran direaksikan dengan pereaksi milon, dan bereaksi positif dengan ditandai endapan berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga menunjukkan hasil poisitif yang ditandai larutan berwarna ungu violet. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin, sedangkan pengujian filtrat dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan.
Gambar 2. Komplek Warna Biuret
Pada uji biuret, albumin menunjukkan warna ungu ketika penambahan tembaga sulfat dalam suasana basa. Hal ini menunjukkan adanya ikatan peptida dalam albumin. Ada tidaknya ikatan peptida pada sampel uji, bisa menunjukkan bahwa sampel uji tersebut termasuk ke dalam golongan protein atau bukan. Jika pada sampel albumin menunjukkan hasil yang positif terhadap uji biuret, maka dikatakan terdapat ikatan peptida dalam sampel yang juga berarti bahwa sampel tersebut merupakan protein.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan reaksi antara protein dengan garam anorganik, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam percobaan pengendapan oleh garam, kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Hasil reaksi baik dengan pereaksi millon dan pereaksi biuret memberikan hasil yang positif yang membuktikan bahwa bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap.
Saran
dalam pembuatan makalah, diharapkan literatur yang digunakan tidak terlalu banyak mengambil data dari internet. Lebih dianjurkan menggunakan acuan buku, jurnal, skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. www://medikanina.co.cc/?p=10 (9 Desember 2009)
______. 2009. www.kaskus.s/showthread.php?t=1362420&page=2 (9 Desember 2009)
Poedjiadi Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Sumardjo D. 1998. Kimia Kedokteran Undip edisi ke 3. Semarang : Universitas Diponegoro
Suwandi M. 1989. Kimia Organik: Karbohidrat, Lipid, Protein. Jakarta : FKUI.
Winarno F. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar