HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil dan pembahasan
Protein merupakan biomolekul berukuran besar yang tersusun atas sejumlah L--asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida, dan membentuk struktur tiga dimensi yang tertentu (konformasi asli). Penetapan kadar protein secara akurat merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena protein membentuk grup yang beragam dan komplek, sifat amfoterik dari protein, kemampuan mengabsorbsi yang tinggi serta sensitifitas protein terhadap elektrolit, panas, ph, pelarut. Keberadaannya dalam suatu sampel data diketahui secara kualitatif maupun kuantitatif.teknik analisis protein telah berkembang pesat seperti teknik spektrofotometri (Biuret, Lowry. Coomassie Blue, Bicinchoninic Acid), SDS-PAGE( Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacrylamide Gel Electrophoreis), ELISA (Enzyme Link Immunosorbent Assay) dan Western Blotting.
Praktikum kali ini, teknik spektrofotometri yaitu Metode Lowry yang akan digunakan untuk menganalisis kadar protein albumin telur. Metode Lowry merupakan pengembangan dari metode Biuret. Metode ini terdiri dari dua reaksi. Awalnya, kompleks Cu2+-protein akan terbentuk sebagaimana metode biuret dimana Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+ dalam suasana alkalis.
Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat- Phos[hotungstat ((phosphomolybdotungstate), menghasilkan heteropolymolybdenum blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri. Kekuatan warna biru terutama bergantung pada kandungan residu triptofan dan tirosin-nya. Keuntungan metode Lowry adalah 100 kali lebih sensitif daripada metode Biuret sehingga memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas deteksinya berkisar pada konsentrasi 0.01 mg/ml. Namun metode Lowry lebih banyak interferensinya akibat kesensitifannya. (Dennison 2002).
Bahan sumber protein yang diukur kadar proteinnya pada praktikum adalah putih telur atau albumin. Larutan yang diamati pada praktikum kali penetapan kadar protein metode Lowry ini ada tiga jenis, yaitu larutan standar dari bovin serum albumin, larutan albumin, dan blanko. Larutan albumin dibuat dengan mengencerkan 0,5 gram albumin dengan faktor pengenceran 250 kali.
Larutan standar yang digunakan adalah 0,0125 gram bovin serum albumin. Sementara blanko sebagai penetral saat pengukuran di spektrofotometer. Pereaksi yang dibutuhkan, antara lain pereaksi A yang terdiri dari 50 ml Na2CO3 2% dalam naoh 0,1N yang ditambah 1 ml cuso4 0,5% dalam Na - tartrat 1% dan pereaksi B yaitu pereaksi Folin Wu. Pereaksi A berperan dalam pereduksian Cu2+ menjadi Cu+. Pereaksi B mengakibatkan Cu+ mereduksi reagen Folin Wu yang membuat larutan berwarna biru karena reaksi rantai samping asam amino yang terkatalis Cu. Warna biru itulah yang diukur nilai absorbansinya sebagai kandungan triptofan dan tirosin. Praktikum ini menggunakan alat spektrofotometri untuk mengukur absorbsi (penyerapan) cahaya dengan energi (panjang gelombang). Nilai absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 650 nm.
Pembuatan larutan standar atau Larutan bovin serum albumin diambil beberapa ukuran: 0,4 ml, 0,6 ml, 0,8 ml, 1,2 ml, dan 1,8 ml lalu ditambahkan akuades kemudian ditambahkan dengan 5,5 ml pereaksi A, diaduk, dan didiamkan selama 15 menit. Lalu ditambahkan 0,5 ml pereaksi B, dicampur, dan didiamkan selam 30 menit sampai terlihat berwarna biru. Larutan albumin sebagai contoh diambil 4 ml, kemudian ditambahkan dengan 5,5 ml pereaksi A, diaduk, dan didiamkan selama 15 menit. Lalu ditambahkan 0,5 ml pereaksi B, dicampur, dan didiamkan selam 30 menit sampai terlihat berwarna biru. Khusus larutan blanko, hanya 4 m aquades saja tanpa penambahan peraksi apapun.
Rentang absorbansi larutan standar pada praktikum kali ini adalah 0,031 – 0,711. Sedangkan rentang absorbansi larutan contoh yaitu 0,101 – 0,281. Hal ini menunjukan bahwa hasil absorbansi larutan contoh sesuai karena berada dalam rentang absorbansi standar. Berdasarkan nilai konsentrasi dan absorbansi larutan standar, diperoleh grafik y = 1.870x – 0.152 dan r2 sebesar 0,9650. Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini sangat baik karena nilai r2 yang didapatkan mendekati angka 1.
Gambar 1 kurva absorbansi larutan standar bovin albumin
Contoh Absorbansi Kadar protein
4 0,208 8,9342%
Tabel 1 kadar protein contoh kelompok 4
Persamaan kurva standar merupakan pedoman menentukan kadar protein. Berdasarkan hasil pengolahan data absorbansi contoh kelompok 4, didapatkan kadar protein albumin telur pada contoh sebesar 8,9342%. Sedangkan Kadar protein putih telur (albumin) berdasarkan literatur adalah 13%. Kadar protein larutan albumin kelompok 4 dengan literatur ini berbeda agak jauh. Ketepatan yang didapat pada praktikum ini adalah 68,72%. Hal ini dapat disebabkan karena pembuatan larutan albumin contoh yang kurang homogen, penenceran yang kurang merata, kesalahan menera labu takar sehingga hasil akhir yang didapatkan kurang akurat dan protein yang terukur kurang maksimal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penetapan kadar protein metode Lowry, dapat disimpulkan bahwa kadar protein dapat dianalisis dengan metode Lowry. Kadar protein larutan albumin contoh kelompok 4 adalah 8,9342%. Ketepatan yang didapat pada praktikum ini adalah 68,72%.
Saran
Praktikan diarapkan dapat memahami tujuan, prinsip dan prosedur praktikum sebelum melaksanakan praktikum agar proses pelaksanaan praktikum menjadi lancar dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
LAMPIRAN
Tabel
Tabel 1 Absorbansi Sampel (Standar)
Sampel Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi
0.4 0.10 0.031
0.6 0.15 0.196
0.8 0.20 0.159
1.2 0.30 0.384
1.8 0.45 0.711
Tabel 2 Absorbansi contoh
Contoh Absorbansi
1 0.152
2 0.101
3 0.179
4 0.208
5 0.139
6 0.281
Contoh Perhitungan
Faktor pegenceran = 50 x 100 = 250
5 4
berat contoh 4 = 538,7000 mg
persamaan linear = y = 1.870x – 0.152
0.208 = 1.870x – 0.152
1.870x = 0.208 + 0.152
x = 0.360 : 1.870
x = 0.1925
Mg protein = X x fp x 100%
100 gram bahan Mg berat contoh
Mg protein = 0.1925 x 250 x 100% = 8,9342%
100 gram bahan 538,7000
ketepatan = 1 - x teoritis - x x 100% =
x teoritis
ketepatan = 1 - 13 % - 8,9342% x 100% = 68,72%
laporan azg kelompok 4
(agustino, aws, nugraha, dan yusup 2011)
Jumat, 10 Juni 2011
Diposting oleh
evi aws
di
9:16 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar