Powered By Blogger

lemak soxhlet

Jumat, 10 Juni 2011

TINJAUAN PUSTAKA
Lemak
Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid. Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air. Lemak secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Terdapat dua jenis asam lemak, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh terdapat pada pangan hewani (Makdoeld 2002)
Soxhlet
Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida (Wirakusumah 2007).
Heksana
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14. Awalan heks- merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada heksana dan akhiran –ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih (Mahmudi 1997).
Biskuit
Biskuit merupakan salah satu kue kering yang popular dan digemari. Inti pembuatan kue kering adalah pencampuran antara tepung dan air yang dijadikan adonan, kemudian ditambah dengan bahan yang mengandung lemak agar renyah. Jumlah dan jenis lemak yang dipakai tergantung pada jenis biskuit atau kue kering yang akan dibuat (Muaris 2007).
Kandungan lemak per takaran saji dari setiap biskuit berbeda-beda. Go Potato merupakan biskuit yang terbuat dari bahan kentang asli tanpa melalui penggorengan. Berdasarkan Nutrition Fact, lemak yang terkandung dari Go Potato adalah sebesar 4 gram untuk setiap takaran saji seberat 33 gram dan memiliki persentase AKG lemak sebesar 7% berdasarkan kebutuhan energy 2000 kkal.
Angka Kecukupan Lemak Per Hari
Berdasarkan Tabel Angka Kecukupan Gizi Indonesia tahun 2004, angka kecukupan lemak per hari tidak dicantumkan dalam tabel tersebut. Lemak sehari dibutuhkan oleh tubuh sebesar 10-25% dari kecukupan energi sehari. Angka kecukupan energi dari lemak pada setiap orang berbeda-beda karena beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi adalah umur, jenis kelamin, kondisi khusus (sakit, pemulihan, hamil, menyusui), faktor aktivitas dan lain-lain.

METODOLOGI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan kadar lemak dalam suatu bahan pangan perlu diketahui untuk mengetahui besaran kandungan lemak pada pangan tersebut. Mengekstrak lemak dalam analisa lemak cukup sulit. Pada waktu ekstrak dengan pelarut lemak, akan terekstrak pula bahan-bahan lain yang juga larut lemak seperti fosfolipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain. Oleh karena itu dalam analisis, lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Dari berbagai analisis lemak yang ada,dapat dikelompokan atas dua kelompok umum yaitu metode ekstraksi kering (dry extraction method) dan metode ekstraksi basah (wet extraction method).
Prinsip dari metode ekstraksi lemak kering adalah mengeluarkan lemak (dan senyawa larut lemak lainnya) dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Pelarut yang digunakan harus benar-benar bebas air agar bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Alat yang digunakan yaitu soxhlet. Menurut Kanisius (2002), soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengn pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang ermeable terhadapa pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel; setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis.
Pelarut yang digunakan salah satunya adalah heksana. Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 dan mempunyai warna jernih. N-heksana merupakan jenis pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih (Mahmudi 1997).
Metodologi percobaan ini diantaranya, labu lemak yang akan dipakai dikeringkan dahulu pada oven dengan suhu 1050C selama 30 menit dan setelah itu didinginkan di desikator selama 20 menit. Sampel ditimbang seberat 3 gram dan dibungkus serta diikat. Sampel tadi dimasukkan ke dalam soxhlet, lalu dituangkan pelarut secukupnya. Sampel tadi diekstrak sampai lemak terpisah pada labu lemak dan dinginkan labu lemak, lalu ditimbang. Pereaksi yang digunakan adalah hexane yang berwarna jernih. Setelah pelarut dimasukkan ke dalam soxhlet, warna pelarut akan berubah menjadi kuning. Warna kuning ini menunjukkan dalam sampel tersebut terkandung lemak di dalamnya. Setelah lemak terekstrak seluruhnya, pelarut akan berubah kembali menjadi jernih. Berikut hasil percobaan dengan metode soxhlet.
Tabel 1 Kadar lemak sampel
sampel % lemak
Go potato 20.12%
Ritz 29.58%
Arrow Brand 18.22%
Roma 19.23%
Khong Guan 12.06%
Hasil pengukuran kadar lemak dengan metode soxhlet dapt diliht pada tabel 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai kadar lemak yang paling tinggi diantara kelima sampel adalah Ritz, yaitu sebesar 29.58%. Hal ini disebabkan karena kandungan lemak pada Ritz memiliki kandungan lemak yang lebih besar dibandingkan sampel yang lain. Sampel Ritz juga mengandung keju yang memiliki kandungan lemak cukup tinggi. Sampel yang memliki kadar lemak paling rendah diantara kelima sampel adalah Khong Guan (12,06%). Hal ini disebabkan karena sampel yang diambil merupakan biskuit yang tidak mengandung banyak lemak.
Tabel 2 Hasil kadar lemak sampel Go Potato
sampel % lemak Konversi gram
Go potato 20.12% 6.6396
Sampel yang diteliti oleh kelompok kami adalah Go Potato. Perbandingan hasil pengukuran kadar lemak sampel Go Potato dengan Nutrition Facts adalah sebagai berikut. Kadar lemak pada Nutrition Facts menunjukkan sebesar 7 % atau 4 gram dalam takaran saji 33 gram. Kadar lemak pada hasil uji sampel sebesar 20.12 % atau sebesar 6.6396 gram. Hasil tersebut didapat dari 20.12 % dikali takaran saji sebesar 33 gram. Kadar lemak sampel yang diujikan lebih besar dengan Nutrition Facts. Hal ini disebabkan karena kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran kadar lemak sampel. Kesalahan tersebut berupa jumlah sampel yang tidak tepat, waktu penekstraksiaan yang tidak tepat dan waktu pendinginan yang tidak tepat, serta kemungkinan ada beberapa zat lain yang terekstraksi sebagai lemak sehingga kadar lemak yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan Nutrition Facts.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
berdasarkan hasil dari percobaan penetapan kadar lemak denganmetode soxhlet adalah kadar lemak yang paling tinggi dari kelima sampel adalah Ritz. . Hal ini disebabkan karena sampel yang diambil merupakan biskuit yang mengandung banyak lemak. Kadar lemak sampel (Go Potato) yang diujikan lebih besar dengan nutrition facts. Hal ini disebabkan karena kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran kadar lemak sampel, serta kemungkinan ada beberapa zat lain yang terekstraksi sebagai lemak sehingga kadar lemak yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan Nutrition Facts.
Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih memahami prosedur dan tidak membuat keramaian serta lebih memperhatikan penjelasan asisten.

DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi M. 1997. Penurunan Kadar Limbah Sintesis Asam Phospat Menggunakan Cara Ekstraksi Cair-Cair dengan Solven Campuran Isopropanol dan n-Heksane. Semarang: Universitas Diponegoro

Makfoeld Djarir. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Gizi. Yogyakarta : Kanisus

Muaris Hindah. 2007. Healthy Cooking Biskuit Sehat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Wirakusumah. 2007. kadar lemak. Jakarta : Penyebar Swadaya

LAMPIRAN
Tabel 1 Kadar Lemak Sampel
sampel S A B % lemak
go potato 3.0039 38.9475 39.5518 20.12%
Ritz 3.0597 51.8700 52.7750 29.58%
Arrow Brand 3.0036 39.1320 39.6793 18.22%
Roma 3.0931 50.9650 51.5597 19.23%
Khong Guan 3.0754 51.6318 52.0028 12.06%

Perhitugan (Go Potato)
% lemak/100 gram = B - A x 100 %
S
lemak/100 gram = 39.5518 - 38.9475 x 100 % = 20.12%
3.0039
Keterangan :
B : berat labu dan sampel (berat akhir)
A : berat labu
S : berat sampel

Pembagian Tugas Kelompok Empat :
1. Quratu Aini : Cover, Pendahuluan, Metodologi dan Daftar Pustaka
2. Aji Nugraha : Pembahasan
3. Babang Y : Pembahasan, Kesimpulan dan Saran
4. Agustino : Tinjauan Pustaka dan Daftar Pustaka
5. Evi A W S : Lampiran, Kesimpulan dan Saran, dan Editing

0 komentar:

Posting Komentar